Sisi Buruk Sosial Media Bagi Remaja

Sosial media merupakan jenis web, situs atau aplikasi yang paling sering dikunjungi oleh orang di Indonesia. Yang paling tinggi adalah YouTube dan Facebook. Bukan tanpa alasan, YouTube kini telah menggantikan televisi dan Facebook masih menempati posisi nomor 2 sebagai sosial media yang paling banyak di kunjungi di Indonesia.

Sosial menawarkan solusi yang sangat bagus untuk mengatasi masalah manusia. Di era pertama kali sosial media ada, manusia menaruh harapan yang besar agar sosial media dapat menghubungkan seluruh umat manusia di bumi dalam satu jaringan internet. Dan ini sudah terjadi namun sebagaimana dampak positif ada, dampak negatif juga akan muncul beriringan. Dampak negatif sosial media adalah orang-orang yang semakin adiktif atau kecanduan yang biasanya diisi oleh para remaja.

Remaja yang sedang menghadapi masa dewasa harus dihadapkan kenyataan bahwa mereka harus terbenam dalam kecanduan sosial media yang menghancurkan hidup mereka. Mereka menjadi tidak senang bersosialisasi dan enggan untuk membina hubungan yang baik. Yang mereka lakukan hanyalah menatap layar smartphone mereka sepanjang hari seolah itulah teman mereka satu-satunya. Mereka tidak memiliki minat untuk belajar dan bersekolah. Namun di sosial media, mereka dapat merasakan kenikmatan atau emosi yang tidak ia dapatkan di dunia luar.

Di sosial media ada jutaan konten yang siap dijelajahi dan ini tidak akan pernah ada habisnya. Mereka menggulirkan sosial media mereka berharap ada sesuatu yang menarik mereka. Persis seperti penjudi yang menarik tuas kasino berharap keberuntungan untuk mendapatkan hadiah ada di pihaknya. Ini sangat menyebalkan sekali.

Jadi jika anda memiliki anak remaja, tolonglah mereka untuk menghadapi kecanduan sosial media mereka dan ini adalah satu-satunya yang bisa anda berikan kepada anak anda untuk masa depan mereka. Gantilah aktivitas menghabiskan waktu di sosial media dengan melakukan aktivitas yang positif dan produktif bersama-sama. Jika hubungan pertemanan mereka rusak, cobalah untuk membangun kembali hubungan yang sudah rusak itu kembali dengan demikian, anda sudah menolong anak anda.

 

Sumber: https://pojoksosmed.com