
Profil Achmad Zaky Sang CEO Bukalapak
Seorang pengusaha muda, Achmad Zaky merupakan CEO dari perusahaan startup Bukalapak. Achmad Zaky lahir di Sragen, pada 24 Agustus 1986 yang mendirikan perusahaan e-commerce Indonesia berbasis marketplace C2C yang memfokuskan pada Usaha Kecil Menengah atau UKM.
Memiliki keahlian dalam bidang komputer semenjak duduk di bangku sekolah dasar, Zaky mulai mempelajari semua hal tentang komputer didasari dengan buku-buku yang ada. Hingga semasa SMA pun ia mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dalam bidang komputer dan berhasil menang dalam predikat nasional.
Tak hanya sampai situ prestasi yang didapatinya, ia pun melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Informatika dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 4.00. Kemudian Zaky mendapatkan beasiswa selama dua bulan oleh pemerintah Amerika di Oregon State University dan ia juga sempat menjadi salah satu perwakilan dari ITB untuk ke Harvard National Model United Nations tahun 2009.
Mantan pemilik warung mie ayam ini sempat kehabisan uang karena usaha mie ayamnya yang bangkrut dan menghabiskan uang hasil menang perlombaannya. Sebelumnya ia pernah memulai kerjanya sebagai seorang entrepreneurship sewaktu masih di ITB dengan bekerja sebagai developer software quickcount pemilu dengan mendapat bayaran 1,5 juta.
Setelah lulus pun ia mulai mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Barulah ia sempat mendirikan sebuah warung mie ayam yang malah meraup kerugian dan bangkrut.
Karena tak ingin diam saja dengan gelar dan kemampuan yang telah dimilikinya, ia pun mulai mendirikan perusahaan yang kini telah membuat namanya melambung dan mengucurkan banyak uang. Bukalapak mulai didirikan olehnya pada tahun 2010 dengan hanya membutuhkan waktu dua bulan saja dalam pembuatan code base.
Sebelumnya Zaky mengajak para penjual yang ada di mall, tapi ia mendapatkan respon yang jelek dan akhirnya memutuskan untuk mengajak para pedagang kecil. Para pedagang pun meminta bantuan dari Zaky agar barang yang mereka jual bisa laku dan menghasilkan uang. Zaky pun akhirnya memfokuskan usahanya untuk para pedagang UMKM yang usahanya agak tersendat. Bahkan hingga tahun 2011 telah ada 11.000 pedagang kecil yang bergabung bersama Bukalapak dan mampu meraup keuntungan yang luar biasa.
Berkat keberhasilannya bersama Bukalapak, Zaky mampu menarik beberapa investor untuk menanamkan modal di Bukalapak, seperti 500 Startup, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan Elang Mahkota Teknologi Tbk.
Menikah dengan Diajeng Lestari pada 17 Oktober 2010 dan telah dikaruniai dua orang putri yang cantik, sang istri pun turut terjun ke dunia bisnis seperti sang suami. Berawal dari kebosanannya untuk bekerja menjadi seorang karyawan dan sulit menemukan hijab yang sesuai dengan keinginan dan kesukaannya, Diajeng akhirnya membuat salah satu brand hijab kenamaan bernama Hijup pada tahun 2011.
Tak hanya suaminya yang sukses meraup keuntungan besar, sang istri pun mampu menjadi pebisnis sukses yang telah membawa brandnya hingga ke luar negeri. Ketika mendirikan brand Hijup, keduanya dikaruniai seorang putri pertama bernama Laiqa Anzani, yang akhirnya tercetuslah sebuah majalah gaya hidup seorang hijabers bernama Laiqa.
Tak lupa, Zaky juga pernah mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari oleh Presiden Joko Widodo di kota Jambi. Penghargaan tersebut diberikannya atas jasa dan darma bakti kepada bangsa dan negara dan sebagai teladan bagi orang lain.